Apa itu Wakirah
وَكِيرَةٌ
Wakirah.
التَّعْرِيفُ:
Devinisi :
الْوَكِيرَةُ فِي اللُّغَةِ مِنَ الْوَكْرِ، وَهُوَ عُشُّ الطَّائِرِ أَيْنَ كَانَ، فِي جَبَلٍ أَوْ شَجَرٍ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ،
Wakirah dlm arti bahasa - di ambil dari kata Al Wakri , wakirah adalah tempat sarang burung dimana saja berada, di gunung atau di pohon biarpun tak ada burungnya .
الأَْلْفَاظُ ذَاتُ الصِّلَةِ :
Lafadz-lafadz yang mempunyai sambungan/berhubungan :
الْوَلِيمَةُ:
Walimah :
الْوَلِيمَةُ فِي اللُّغَةِ: طَعَامُ الْعُرْسِ، أَوْ كُل طَعَامٍ صُنِعَ لِدَعْوَةٍ أَوْ غَيْرِهَا، أَوِ اتُّخِذَ لِجَمْعٍ.
Walimah menurut arti bahasa : Adalah makanan (yg dibuat pada acara) pernikahan, atau setiap makanan yg dibuat karena undangan/ acara doa atau selainnya - atau makanan yg di buat demi kesemuanya itu.
وَفِي الاِصْطِلاَحِ: الْوَلِيمَةُ تَقَعُ عَلَى كُل طَعَامٍ يُتَّخَذُ لِسُرُورٍ حَادِثٍ مِنْ عُرْسٍ وَإِمْلاَك وَغَيْرِهِمَا، لَكِنِ اسْتِعْمَالُهَا مُطْلَقَةً فِي الْعُرْسِ أَشْهَرُ.
Menurut arti istilah : Walimah adalah mengenai semua makanan yg di buat karena adanya kebahagiaan yg baru baik berupa perkawinan, kepemilikan atau selain keduanya, akan tetapi secara mutlaq - penggunaan walimah pada acara pernikahan lebih masyhur.
الأَْحْكَامُ الْمُتَعَلِّقَةُ بِالْوَكِيرَةِ:
Hukum2 yg menyangkut dg wakirah :
تَتَعَلَّقُ بِالْوَكِيرَةِ أَحْكَامٌ مِنْهَا:
Hukum2 yg bersangkut paut dg wakirah diantranya :
فِعْل الْوَكِيرَةِ:
Melaksanakan Wakirah :
إخْتَلَفَ الْفُقَهَاءُ فِي حُكْمِ فِعْل الْوَكِيرَةِ وَالدَّعْوَةِ إِلَيْهَا:
Fuqoha'/pakar fiqh berbeda pendapat tentang hukum melaksanakan wakirah dan mengundang (hadir) pada wakirah :
فَقَال الشَّافِعِيَّةُ:
Menurut madzhab syafiiyyah :
الْوَكِيرَةُ ـ كَسَائِرِ الْوَلاَئِمِ غَيْرَ وَلِيمَةِ الْعُرْسِ ـ مُسْتَحَبَّةٌ،
Wakirah -sama saja dg walimah2 yg lain - selain walimah pernikahan --- hukumnya adalah sunnah ->
وَلَيْسَتْ بِوَاجِبَةٍ، عَلَى الْمَذْهَبِ وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ،
-> (wakirah hukumnya) tidak wajib menurut madzhab syafi,i - dg pendapat inilah jumhurul ulama memutuskan.
وَلاَ تَتَأَكَّدُ تَأَكُّدَ وَلِيمَةِ النِّكَاحِ.
(wakirah) tidak dikokohkan sperti kokohnya walimatun nikah ( Sunnah Mu'akkadah maksudnya).
قَال الْمُتَوَلِّي:
Munurut syekh Al Mutawalli :
وَخَرَّجَ بَعْضُهُمْ قَوْلاً فِي وُجُوبِ سَائِرِ الْوَلاَئِمِ؛ لأَِنَّ الشَّافِعِيَّ قَال بَعْدَ ذِكْرِهَا: وَلاَ أُرَخِّصُ فِي تَرْكِهَا.
Sebagian ulama mengeluarkan pendapat - tentang wajibnya -walimah2 yg lain (selain walimah ursi maksudnya) - karena sesungguhnya Imam Syafi,i berkata setelah menyebut (tentang) wakirah : (dawuhnya) : Aku tak memberi dispensasi dalam meninggalkan undangan wakirah.
وَقَال الْحَنَابِلَةُ:
Menurut madzhab Hanbali :
فِعْل الدَّعَوَاتِ لِغَيْرِ وَلِيمَةِ الْعُرْسِ مُبَاحٌ، فَلاَ يُكْرَهُ وَلاَ يُسْتَحَبُّ. . نَصًّا،
Melaksanakan undangan selain walimatul ursi - hukumnya boleh2 saja - tidak makruh- juga tidak sunnah - menurut Nash/ketentuan (hadist maksudnya)
أَمَّا عَدَمُ الْكَرَاهَةِ فَلِحَدِيثِ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ مَرْفُوعًا:
~ Adapun tidak makruhnya- karena berdasar hadist riwayat jabir R.A - secara marfu' -(Hadist marfu' maksudnya) .
إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى طَعَامٍ فَلْيُجِبْ، فَإِنْ شَاءَ طَعِمَ وَإِنْ شَاءَ تَرَكَ ،
Jika salah seorang diantara kalian di undang pada jamuan makan maka penuhilah, kalo suka (boleh) makan - jika suka (boleh) meninggalkan.
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا يَأْتِي الدَّعْوَةَ فِي الْعُرْسِ وَغَيْرِ الْعُرْسِ، وَيَأْتِيهَا وَهُوَ صَائِمٌ
Ibnu Umar R.A - datang memenuhi seruan walimatul ursi dan selainnya, Ia datang dalam keadaan puasa.
، وَلَوْ كَانَتْ مَكْرُوهَةً لَمْ يَأْمُرِ ـ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ بِإِجَابَتِهَا، وَلَبَيَّنَهَا.
Andai menghadiri dakwah/undangan itu hukumnya makruh- maka Nabi s.a.w tak akan pernah memerintahkan memenuhi undangan tsb - dan pasti Nabi s.a.w akan menjelaskannya.
وَأَمَّا عَدَمُ اسْتِحْبَابِهَا فَلأَِنَّهَا لَمْ تَكُنْ تُفْعَل فِي عَهْدِهِ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ وَعَهْدِ أَصْحَابِهِ،
~ Tidak sunnah nya karena bahwasanya tak pernah di lakukan di masa Rasulullah s.a.w dan di masa sahabatnya.
فَرَوَى الْحَسَنُ قَال: دُعِيَ عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاصِ إِلَى خِتَانٍ فَأَبَى أَنْ يُجِيبَ، وَقَال:
Alhasan telah menceritakan, ia berkata : Ustman bin Abil 'Ash di undang pada acara Khitan/sunatan - Ia menolak memenuhi undangan tsb - dan berkata :
" إِنَّا كُنَّا لاَ نَأْتِي الْخِتَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ولاَ نُدْعَى لَهُ .
Sesungguhnya kami tak datang pada acara khitanan di masa Rasulullah s.a.w - dan tidak pula diundang.
وَقَالُوا: وَهَذَا فِي غَيْرِ الْعَقِيقَةِ، أَمَّا الْعَقِيقَةُ فَتُسَنُّ، وَفِي غَيْرِ دَعْوَةِ مَأْتَمٍ فَتُكْرَهُ.
Ulama Madzhab Hanabalah berkata : Ini selain acara aqiqah, adapun pada acara aqiqah hukumnya sunnah, pada acara selain undangan maktam - hukumnya makruh ( المأتم - adalah sekumpulan manusia dalam acara gembira atau duka - namun maktam lebih banyak di gunakan pada acara duka. Penerjemah.)
وَقَال ابْنُ قُدَامَةَ:
Berkata Ibnu Qudamah (pengarang Al Mughni -bermadzhab Hambali) :
الدَّعْوَةُ ـ أَيْ فِي غَيْرِ التَّزْوِيجِ ـ فِي حَقِّ فَاعِلِهَا لَيْسَتْ لَهَا فَضِيلَةٌ تَخْتَصُّ بِهَا لِعَدَمِ وُرُودِ الشَّرْعِ بِهَا،
Seruan - maksudnya - undangan selain pernikahan - pada pelaku yg memiliki hajat - adalah tak ada keutamaan khusus sebab tiada keterangan syara' yg datang dengannya (yakni -selain walimatul ursi).
لَكِنْ إِذَا قَصَدَ فَاعِلُهَا شُكْرَ نِعْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ، وَإِطْعَامَ إِخْوَانِهِ، وَبَذْل طَعَامِهِ، فَلَهُ أَجْرُ ذَلِكَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
Akan tetapi - jika pelakunya bermaksud mensykuri nikmat Allah atasnya, niat memberi makan teman2 nya dan mendermakan makanannya - maka baginya pahala jamuan tersebut -In Sya Allah.
Mausuatul Fighiyyah
Wakirah.
التَّعْرِيفُ:
Devinisi :
الْوَكِيرَةُ فِي اللُّغَةِ مِنَ الْوَكْرِ، وَهُوَ عُشُّ الطَّائِرِ أَيْنَ كَانَ، فِي جَبَلٍ أَوْ شَجَرٍ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ،
Wakirah dlm arti bahasa - di ambil dari kata Al Wakri , wakirah adalah tempat sarang burung dimana saja berada, di gunung atau di pohon biarpun tak ada burungnya .
الأَْلْفَاظُ ذَاتُ الصِّلَةِ :
Lafadz-lafadz yang mempunyai sambungan/berhubungan :
الْوَلِيمَةُ:
Walimah :
الْوَلِيمَةُ فِي اللُّغَةِ: طَعَامُ الْعُرْسِ، أَوْ كُل طَعَامٍ صُنِعَ لِدَعْوَةٍ أَوْ غَيْرِهَا، أَوِ اتُّخِذَ لِجَمْعٍ.
Walimah menurut arti bahasa : Adalah makanan (yg dibuat pada acara) pernikahan, atau setiap makanan yg dibuat karena undangan/ acara doa atau selainnya - atau makanan yg di buat demi kesemuanya itu.
وَفِي الاِصْطِلاَحِ: الْوَلِيمَةُ تَقَعُ عَلَى كُل طَعَامٍ يُتَّخَذُ لِسُرُورٍ حَادِثٍ مِنْ عُرْسٍ وَإِمْلاَك وَغَيْرِهِمَا، لَكِنِ اسْتِعْمَالُهَا مُطْلَقَةً فِي الْعُرْسِ أَشْهَرُ.
Menurut arti istilah : Walimah adalah mengenai semua makanan yg di buat karena adanya kebahagiaan yg baru baik berupa perkawinan, kepemilikan atau selain keduanya, akan tetapi secara mutlaq - penggunaan walimah pada acara pernikahan lebih masyhur.
الأَْحْكَامُ الْمُتَعَلِّقَةُ بِالْوَكِيرَةِ:
Hukum2 yg menyangkut dg wakirah :
تَتَعَلَّقُ بِالْوَكِيرَةِ أَحْكَامٌ مِنْهَا:
Hukum2 yg bersangkut paut dg wakirah diantranya :
فِعْل الْوَكِيرَةِ:
Melaksanakan Wakirah :
إخْتَلَفَ الْفُقَهَاءُ فِي حُكْمِ فِعْل الْوَكِيرَةِ وَالدَّعْوَةِ إِلَيْهَا:
Fuqoha'/pakar fiqh berbeda pendapat tentang hukum melaksanakan wakirah dan mengundang (hadir) pada wakirah :
فَقَال الشَّافِعِيَّةُ:
Menurut madzhab syafiiyyah :
الْوَكِيرَةُ ـ كَسَائِرِ الْوَلاَئِمِ غَيْرَ وَلِيمَةِ الْعُرْسِ ـ مُسْتَحَبَّةٌ،
Wakirah -sama saja dg walimah2 yg lain - selain walimah pernikahan --- hukumnya adalah sunnah ->
وَلَيْسَتْ بِوَاجِبَةٍ، عَلَى الْمَذْهَبِ وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ،
-> (wakirah hukumnya) tidak wajib menurut madzhab syafi,i - dg pendapat inilah jumhurul ulama memutuskan.
وَلاَ تَتَأَكَّدُ تَأَكُّدَ وَلِيمَةِ النِّكَاحِ.
(wakirah) tidak dikokohkan sperti kokohnya walimatun nikah ( Sunnah Mu'akkadah maksudnya).
قَال الْمُتَوَلِّي:
Munurut syekh Al Mutawalli :
وَخَرَّجَ بَعْضُهُمْ قَوْلاً فِي وُجُوبِ سَائِرِ الْوَلاَئِمِ؛ لأَِنَّ الشَّافِعِيَّ قَال بَعْدَ ذِكْرِهَا: وَلاَ أُرَخِّصُ فِي تَرْكِهَا.
Sebagian ulama mengeluarkan pendapat - tentang wajibnya -walimah2 yg lain (selain walimah ursi maksudnya) - karena sesungguhnya Imam Syafi,i berkata setelah menyebut (tentang) wakirah : (dawuhnya) : Aku tak memberi dispensasi dalam meninggalkan undangan wakirah.
وَقَال الْحَنَابِلَةُ:
Menurut madzhab Hanbali :
فِعْل الدَّعَوَاتِ لِغَيْرِ وَلِيمَةِ الْعُرْسِ مُبَاحٌ، فَلاَ يُكْرَهُ وَلاَ يُسْتَحَبُّ. . نَصًّا،
Melaksanakan undangan selain walimatul ursi - hukumnya boleh2 saja - tidak makruh- juga tidak sunnah - menurut Nash/ketentuan (hadist maksudnya)
أَمَّا عَدَمُ الْكَرَاهَةِ فَلِحَدِيثِ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ مَرْفُوعًا:
~ Adapun tidak makruhnya- karena berdasar hadist riwayat jabir R.A - secara marfu' -(Hadist marfu' maksudnya) .
إِذَا دُعِيَ أَحَدُكُمْ إِلَى طَعَامٍ فَلْيُجِبْ، فَإِنْ شَاءَ طَعِمَ وَإِنْ شَاءَ تَرَكَ ،
Jika salah seorang diantara kalian di undang pada jamuan makan maka penuhilah, kalo suka (boleh) makan - jika suka (boleh) meninggalkan.
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُمَا يَأْتِي الدَّعْوَةَ فِي الْعُرْسِ وَغَيْرِ الْعُرْسِ، وَيَأْتِيهَا وَهُوَ صَائِمٌ
Ibnu Umar R.A - datang memenuhi seruan walimatul ursi dan selainnya, Ia datang dalam keadaan puasa.
، وَلَوْ كَانَتْ مَكْرُوهَةً لَمْ يَأْمُرِ ـ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ بِإِجَابَتِهَا، وَلَبَيَّنَهَا.
Andai menghadiri dakwah/undangan itu hukumnya makruh- maka Nabi s.a.w tak akan pernah memerintahkan memenuhi undangan tsb - dan pasti Nabi s.a.w akan menjelaskannya.
وَأَمَّا عَدَمُ اسْتِحْبَابِهَا فَلأَِنَّهَا لَمْ تَكُنْ تُفْعَل فِي عَهْدِهِ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ وَعَهْدِ أَصْحَابِهِ،
~ Tidak sunnah nya karena bahwasanya tak pernah di lakukan di masa Rasulullah s.a.w dan di masa sahabatnya.
فَرَوَى الْحَسَنُ قَال: دُعِيَ عُثْمَانُ بْنُ أَبِي الْعَاصِ إِلَى خِتَانٍ فَأَبَى أَنْ يُجِيبَ، وَقَال:
Alhasan telah menceritakan, ia berkata : Ustman bin Abil 'Ash di undang pada acara Khitan/sunatan - Ia menolak memenuhi undangan tsb - dan berkata :
" إِنَّا كُنَّا لاَ نَأْتِي الْخِتَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ولاَ نُدْعَى لَهُ .
Sesungguhnya kami tak datang pada acara khitanan di masa Rasulullah s.a.w - dan tidak pula diundang.
وَقَالُوا: وَهَذَا فِي غَيْرِ الْعَقِيقَةِ، أَمَّا الْعَقِيقَةُ فَتُسَنُّ، وَفِي غَيْرِ دَعْوَةِ مَأْتَمٍ فَتُكْرَهُ.
Ulama Madzhab Hanabalah berkata : Ini selain acara aqiqah, adapun pada acara aqiqah hukumnya sunnah, pada acara selain undangan maktam - hukumnya makruh ( المأتم - adalah sekumpulan manusia dalam acara gembira atau duka - namun maktam lebih banyak di gunakan pada acara duka. Penerjemah.)
وَقَال ابْنُ قُدَامَةَ:
Berkata Ibnu Qudamah (pengarang Al Mughni -bermadzhab Hambali) :
الدَّعْوَةُ ـ أَيْ فِي غَيْرِ التَّزْوِيجِ ـ فِي حَقِّ فَاعِلِهَا لَيْسَتْ لَهَا فَضِيلَةٌ تَخْتَصُّ بِهَا لِعَدَمِ وُرُودِ الشَّرْعِ بِهَا،
Seruan - maksudnya - undangan selain pernikahan - pada pelaku yg memiliki hajat - adalah tak ada keutamaan khusus sebab tiada keterangan syara' yg datang dengannya (yakni -selain walimatul ursi).
لَكِنْ إِذَا قَصَدَ فَاعِلُهَا شُكْرَ نِعْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ، وَإِطْعَامَ إِخْوَانِهِ، وَبَذْل طَعَامِهِ، فَلَهُ أَجْرُ ذَلِكَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
Akan tetapi - jika pelakunya bermaksud mensykuri nikmat Allah atasnya, niat memberi makan teman2 nya dan mendermakan makanannya - maka baginya pahala jamuan tersebut -In Sya Allah.
Mausuatul Fighiyyah
sumber: Ustadz M. Nuril Anwar Kauman
Posting Komentar